Pages

Ads 468x60px

Labels

artikel (102) gadget (5) go green (3) green (2) indonesia (9) internet (10) iptek (13) IT (15) linux (3) lirik lagu (99) microsoft (10) save earth (6) Sistem Ekonomi (5) tokoh (4) windows (8)

Rabu, 11 September 2013

Peneliti Indonesia Temukan Bakteri Lokal Sebagai Pengawet Alami

Beritasatu.com - Peneliti Indonesia berhasil menemukan bakteri yang berasal dari daging sapi lokal dengan kemampuan untuk mengawetkan olahan daging. Hal ini terungkap dalam Seminar ITSF tentang Pengetahuan Alam dan Teknologi yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta.


 "Bakteriosin yang diproduksi bakteri asam laktat efektif menjadi pengawet makanan alami, namun hal itu terbatas karena sifat antimikrobanya hanya aktif dalam kondisi asam. Kami menemukan plantaricin sebagai salah satu jenis bakteriosin yang diproduksi "Lactobacillus Plantarum" dari daging sapi lokal," kata peneliti Irma Isnafia Arief yang ditemui Antara seusai seminar.

 Irma mengatakan, dirinya telah mengisolasi suku dari "Lactobacillus Planatarum" yang spesifik berasal dari Indonesia bernama "Lactobacillus Planatarum IIA/1A5", "Lactobacillus Planatarum IIA/1B1", "Lactobacillus Planatarum IIA/2B2" dan "Lactobacillus Planatarum IIA/1C4".

 Lebih lanjut Irma mengatakan, penelitian yang dilakukan olehnya telah membuktikan suku yang juga berjenis protein itu berfungsi sebagai anti bakteri patogen seperti "Escherichia Coli", "Staphylococcus Aureus" dan "Salmonella Typhimurium" yang dapat menyebabkan diare serta mengganggu sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam typhus.

 "Kami harapkan plantarisin itu benar-benar efektif terhadap bakteri patogen tertentu dan jenis bakterinya benar-benar spesifik dengan hasil akhir nanti kita akan punya pengawet yang berasal dari protein yang aman untuk tubuh," kata Irma.

 Jika protein tersebut di konsumsi manusia bersama daging atau makanan olahan dari daging maka akan terdegradasi oleh enzim pepsin di lambung kemudian kembali didegradasi oleh usus dengan enzim tripsin yang akhirnya akan menjadi asam amino.

 Sebagai pengawet daging, Lactobacillus Planatarum aman di konsumsi sehingga tidak ada residu di dalam tubuh. Meski demkian, sang peneliti berniat untuk terus melakukan penelitian lebih jauh untuk memurnikan bakteri tersebut dari jenis bakteri lainnya. Hal ini dikarenakan, jika sumber isolasi bakteri yang digunakan bukan daging maka Lactobacillus juga memiliki karakteristik yang berbeda.

 "Rencananya kami akan mengaplikasikan protein ini untuk produk berbahan daging seperti baso, sosis, kornet serta produk olahan daging lainnya," jelas Irma.

 Plantarisin, menurut Irma, sangat bagus untuk media berkondisi basah karena aktivitasnya akan semakin tinggi. Plantarisin tersebut dikumpulkan menggunakan teknik mikrobiologi serta dipupuk dan dikembangkan di medium yang spesifik untuk "Lactobacillus".

 "Setelah terbentuk koloni bakteri nanti akan kami ambil dan benar-benar dikembangkan hingga menjadi plantarisin tunggal," katanya.

 Penggunaan pengawet alami tersebut kepada masyarakat, menurut Irma, sangat efisien dengan produksi masal menggunakan media lain yang setara seperti ampas tahu.

 "Kami berencana untuk produksi massal dengan media ampas tahu untuk hasilkan Lactobacillus yang sama. Ampas tahu murah sehingga kita bisa hasilkan pengawet komersial dalam negeri yang murah dan aman," jelasnya.

 Dia mengaku jika proses pemurnian bakteri dapat dilakukan maka dia siap untuk mematenkan penemuannya. Irma menjelaskan besarnya jumlah penggunaan plantirisin sebagai bahan pengawet adalah 0,3 persen dari besaran makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar