Pages

Ads 468x60px

Labels

artikel (102) gadget (5) go green (3) green (2) indonesia (9) internet (10) iptek (13) IT (15) linux (3) lirik lagu (99) microsoft (10) save earth (6) Sistem Ekonomi (5) tokoh (4) windows (8)

Kamis, 31 Januari 2013

Kawah Tekurep


Nama Kawah Tekurep diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang menyerupai kawah ditengkurapkan (Palembang: tekurep). Jika diukur dari tepian Sungai Musi, kompleks makam ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai. Sekelilingnya dipagari dengan batu bata, yang  sebagian telah rusak. Di sisi yang menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang merupakan gerbang utama untuk memasuki kompleks makam.


            Di dalamnya, terdapat empat cungkup. Yaitu, tiga cungkup yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang kesultanan.

Berikut nama-nama tokoh yang dimakamkan :
Cungkup I :
1.      Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat tahun 1756 M)
2.      Ratu Sepuh, istri pertama yang berasal dari Jawa Tengah
3.      Ratu Gading, istri kedua yang berasal dari Kelantan (Malaysia)
4.      Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio), istri ketiga yang berasal dari Cina
5.    Nyimas Naimah, istri keempat yang berasal dari I Ilir (kini Guguk Jero Pager Kota Palembang Lamo)
6.      Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan

Cungkup II :
1.       Pangeran Ratu Kamuk (wafat tahun 1755 M)
2.       Ratu Mudo (istri P. Kamuk)
3.       Sayyid Yusuf Al Angkawi (Imam Sultan)

Cungkup III :
1.       Sultan Ahmad Najamuddin (wafat tahun 1776 M)
2.       Masayu Dalem (istri Najamuddin)
3.       Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah (imam Sultan dari Yaman)

Cungkup IV :
1.       Sultan Muhammadi Bahauddin (wafat tahun 1803 Masehi)
2.       Ratu Agung (istri Bahauddin)
3.       Datuk Murni Hadad (Imam Sultan dar Arab Saudi)
4.       Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya

Di luar keempat cungkup itu, masih terdapat beberapa makam. Antara lain, Susuhunan Husin Diauddin, yang wafat dalam pembuangan oleh Belanda di Jakarta, 4 Juli 1826. Semula, Husin Diauddin dimakamkan di Krukut tetapi kemudian dipindahkan ke Palembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar