Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan tiga harinya di Timur Tengah. Paus mendatangi kompleks Masjid Al Aqsa di Jerusalem Senin (26/5).
Saat memasuki Dome of the Rock (Kubah Batu), tempat tersuci ketiga (setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah) bagi umat Islam itu, Paus menunjukkan hormat dengan mencopot sepatunya. Paus kemudian masuk ke dalam kubah beratap emas yang menaungi formasi batu tempat Nabi Muhammad diyakini naik ke surga dalam peristiwa Isra Mikraj.
Pada momen bersejarah tersebut, Paus menyeru umat Kristen, Yahudi, dan Muslim agar bekerja sama menciptakan perdamaian. ”Semoga kita bekerja sama untuk keadilan dan perdamaian, serta tidak mengatasnamakan Tuhan untuk melalukan kekerasan,” kata Paus yang saat memberikan sambutan ditemani Mufti Agung Jerusalem Mohammed Hussein. Dia juga dikelilingi para pejabat Katolik dan Muslim. Para polisi Israel memandangi setiap kegiatan Paus.
Seruan saling menghargai dan bertoleransi sangat tepat dilakukan di kompleks Masjid Al Aqsa. Sebab, selain Kubah Batu, kompleks tersebut juga diakui pengikut Yahudi sebagai lokasi Temple Mount, kuil kuno atau sinagog pertama yang digunakan untuk beribadah bagi kaum Yahudi. Selama bertahun-tahun, tempat ini menjadi jantung dari sengketa wilayah dan agama antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya.
Setelah kunjungan singkat itu, Paus pergi ke Dinding Barat atau yang lebih dikenal sebagai Tembok Ratapan. Di depan satu-satunya sisa bangunan agama bersejarah Second Temple itu, Paus menundukkan kepalanya untuk berdoa selama beberapa menit.
Dari Masjid Al Aqsa, Paus Fransiskus kemudian menemui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Shimon Peres untuk berziarah bersama ke makam nasional Israel Mount Herzi dan tugu peringatan Holocaust Yad Vashem. Sebelumnya pada Minggu (25/5), Shimon Peres dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menerima undangan Paus untuk berkunjung ke Vatikan dan berdoa bersamanya untuk perdamaian.
Pada pesannya setelah kunjungan tiga hari di Timur Tengah, Paus mendesak agar akses ke situs-situs suci di Jerusalem dibuka dengan bebas untuk semua umat beragama. Menurut Paus, seluruh umat beragama harus mendapatkan kebebasan beribadah di Jerusalem yang dianggap kota suci umat Islam, Kristen, dan Yahudi.
”Betapa indahnya jika para peziarah dan warga kota mendapatkan akses bebas ke tempat-tempat tadi dan secara bebas bisa terlibat dalam perayaan keagamaan di sana,” kata Paus saat ke Jerusalem. Perjalanan Paus ke Timur Tengah menandai peringatan 50 tahun pertemuan bersejarah di Jerusalem antara Paus Paulus VI dan Kepala Gereja Ortodoks Patriarch Athenagoras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar