KOMPAS.com — Satelit milik Eropa, Gravity Field and Steady-State Ocean Circulation Explorer (GOCE), akhirnya "mencium" Bumi setelah beberapa lama melayang di ruang angkasa karena bahan bakar Xenon yang habis.
Kontak terakhir dengan satelit GOCE terjadi pukul 05.52 WIB. Saat itu, satelit berbobot 1,1 ton itu berada 121 kilometer di atas Antartika. Setelahnya, satelit dinyatakan sudah memasuki atmosfer Bumi.
Sebelumnya, sempat diprediksi bahwa satelit GOCE akan jatuh di Samudera Hindia selatan India. Namun, berdasarkan keterangan US Strategic Command, Senin (11/11/2013), satelit GOCE jatuh di Samudra Pasifik, perbatasan Antartika dengan Amerika Selatan. Waktu jatuh tak lama setelah waktu memasuki atmosfer.
Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo kepada Kompas.com, hari ini, menambahkan, "Satelit GOCE jatuh setengah jam setelah melewati Indonesia." GOCE melewati Indonesia dua kali setiap pagi dan dua kali pada sore hari. Sejak sabtu (9/11/2013), GOCE telah melewati Indonesia 9 kali.
Satelit GOCE diluncurkan pada tahun 2009 untuk memetakan variasi gravitasi Bumi. Satelit ini bukan satelit pertama yang jatuh ke Bumi. Sebelumnya, pada tahun 2012, sudah ada Phobos-Grunt milik Rusia dan satelit ROSAT milik Amerika Serikat.
Sejak awal, satelit GOCE diprediksi jatuh di wilayah lautan. Potensi jatuh di daratan kecil. Potensi jatuh di wilayah Indonesia juga kecil. Saat jatuh, diestimasi bahwa berat satelit tinggal 250 kg karena sebagian besar habis terbakar di atmosfer.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar